Nama : Asyifa Ananda Fadilla
Kelas : X mia 1
Mapel : Pendidikan Agama islam dan budi pekerti
Guru pembimbing :Rizka Susilawati S.Pd.I
Alamat sekolah : Sman 1 Kab. Tangerang
Hari/ Tanggal : 23 November 2018
Hai- hai, gimana kabarnya? Semoga selalu baik dalam lindungan Allah Swt.
Kembali lagi di blog aku yang kali ini menjelaskan tentang surah Al- Ahzab ayat 59
gimana sih bunyi surah Al-Ahzab? yuk baca dan artinya ^^
Al-Ahzab Ayat 59
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Ayat di atas di turunkan pada saat keadaan sebelumnya, wanita merdeka maupun budak berpakaian kurang baik atau pun kurang sopan. dari keadaan tersebut mereka sering kali diganggu oleh lelaki.Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk menutup aurat kita dan menjaga kehormatan diri kita sebagai seorang muslimah yang senatiasa menjalankan perintahnya
Isi Kandungan
alam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Wahai Nabi (Muhammad), sampaikanlah perintah-perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin, dan mulailah dari dirimu sendiri, maka perintahkanlah istri-istrimu, ummahatul mukminin yang suci, dan anak-anakmu yang utama dan mulia agar mereka menjulurkan jilbab yang syar’i, dan agar mereka berhijab dari pandangan-pandangan laki-laki, agar mereka menjadi teladan bagi seluruh wanita dalam hal menjaga diri, menutup aurat, dan memiliki rasa malu, sehingga tidak ada orang fasik yang tamak kepada mereka, atau tidak akan ada orang fajir yang mencapai kehormatan mereka. Dan perintahkanlah seluruh istri orang mukmin agar mereka mengenakan jilbab yang lapang, yang menutupi kecantikan-kecantikan dan perhiasan mereka, dan mencegah lisan-lisan yang buruk terhadap mereka. Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
alam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
alam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
alam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
alam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
alam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
alam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Asbabun Nuzul Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
sebelumnya ada yang tau gak Asbabun nuzul itu apa sih???
Menurut bahasa Asbabul nuzul berasal dari 2 kata yaitu asbabun dan nuzul
Asbabun artinya sebab atau karena, sedangkan nuzul itu turun. JAdi asbabun nuzul adalah sebab-sebab turunnya ayat Al- Quran.
Menurut istilah adalah sesuatu hal yang karenanya Al-Quran diturunkan utuk menerangkan suatu hukun pada masa hal itu terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan
Nah sekarang udah tau kan apa arti dari Asbabu Nuzul, sekarang yuk baca Asbabun Nuzul dari Q.S Al-Ahzab ayat 59
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa setelah di turunkannya ayat hijab , Siti Saudah(istri Rasulullah) keluar dari rumah untuk suatu keperluan.Ia seorang wanita yang badannya tinggi besar sehingga mudah dikenali orang. Pada waktu itu Umar melihatnya seraya berkata "Hai Saudah! Demi Allah, bagaimanapun kami dapat mengenalimu.Karenanya cobalah piker, "mengapa engkau keluar?" Dengan tergesa-gesa Saudah pun pulang, sementara itu Rasulullah berada di rumah, Aisyah sedang memegng tulang (saat beliau makan). ketika masuk,Sauah berkata,"Ya RAsulullah, aku keluar untuk suatu keperluan, dan Umar menegurku(karena ia masih mengenaliku). Karena peristiwa itulah turunnlah Q.S Al-Ahzab ayat 59 ini
Pada saat tulang masih ada di tangan beliau, maka bersabdalah Rasulullah
"sesungguhnya Allah telah mengizinkan engkau keluar rumah untuk suatu kebutuhan,"
Dalam riwayat lai dikemukakan bahwaistri-istri Rasulullah pernah keluar malam untuk buang hajat.Pada waktu itu kaum munafiqin menggaggu dan menyakiti mereka. Hal ini diadukan kepada Rasulullah Saw.sehingga beliau pun menegur kaum munafiqin. mereka menjawab "Kami hanya mengganggu hamba sahaya turunlah Al-Ahzab ayat 59 sebagai perintah untuk berpakaian tertutup adar berbeda dari hamba sahaya.
nah teman teman semakin jelaskan kalo berjilbab atau menutup aurat itu peting buat menjaga aurat mu dan menjaga kamu dari niat- niat jahat orang lain..
yuyuyuk mulai sekarang dan detik ini pakai jilbab kalian ya..
buat temen-temen yang udah menutup aurat dengan baik, keep istiqomah ok.
sekian ya blog aku kali ini, kurangnya blog ini mohon di maafkan, semoga kita ketemu lagi di blog aku selanjunya.. bay bay
Wassalamualaikum Wr Wb
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.html
Terima kasih sudah berkunjung.
Dalam ayat ini,
Rasulullah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya
dan juga sekalian wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau
untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan
membedakan dengan perempuan non mukminah. Hikmah lain adalah agar mereka
tidak diganggu. Karena dengan mengenakan jilbab, orang lain mengetahui
bahwa dia adalah seorang mukminah yang baik.
Pesan al-Qur’an ini datang menanggapi adanya gangguan kafir Quraisy
terhadap para mukminah terutama para istri Nabi Muhammad Saw. yang
menyamakan mereka dengan budak. Karena pada masa itu, budak tidak
mengenakan jilbab. Oleh karena itulah, dalam rangka melindungi
kehormatan dan kenyamanan para wanita, ayat ini diturunkan.
Islam begitu melindungi kepentingan perempuan dan memperhatikan
kenyamanan mereka dalam bersosialisasi. Banyak kasus terjadi karena
seorang individu itu sendiri yang tidak menyambut ajakan al-Qur’an untuk
berjilbab. Kita pun masih melihat di sekeliling kita, mereka yang
mengaku dirinya muslimah, masih tanpa malu mengumbar auratnya. Padahal
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya rasa malu dan keimanan selalu bergandengan kedua-duanya.
Jika salah satunya diangkat, maka akan terangkat kedua-duanya.” (Hadis
Sahih berdasarkan syarah Syeikh Albani dalam kitab Adabul Mufrad).
Dalam tafsir al-Jalalain dijelaskan maksud ayat diatas sebagai berikut,
(Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka") lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal
Jilbaab, yaitu kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk menutupi
seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka mengulurkan sebagian
daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka, jika mereka
hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang cukup
untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang
merdeka (karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang
yang berani mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita,
mereka tidak diperintahkan untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang
munafik selalu mengganggu mereka. (Dan adalah Allah Maha Pengampun)
terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum wanita Mukmin yang merdeka,
yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka
jika mereka mau menutupinya.
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.htm
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/04/isi-kandungan-al-quran-surat-al-ahzab.htm